17 November, 2014

Konser 29 Tahun Slank bertajuk I Slank U 29th Loe Gue Friends, Stadion Kridosono Jogja, Desember 2012

Hari Ulang Tahun Slank ke-29 bertajuk I slank U Loe Gue Friends
29 Ulang Tahun Slank des 2012
 LoEGuefriEND, 29 Years of Slank
20 Years of Slank – Metamorfosa Sebuah Generasi di Stadion Lebak Bulus, Jakarta, 9 tahun lalu adalah alasan utamanya. Nostalgila! Singkat kata, waktu itu bersama rombongan berangkat ke Potlot untuk datang ke ultah Slank, ngerasain tidur di Potlot, numpang (maaf) boker & mandi di WC legendaris pojokan sebelah studio Slank, dan puncaknya naik MetroMini yang udah dibooking buat ke Lebak Bulus.

H-1 konser, Slankers dari luar kota sudah mulai berkemah di sekitar Kridosono, ada juga yang datang langsung naik truk, bis dan skuter. Seingat saya ketika 9 tahun lalu, Potlot diprioritaskan buat nginep para Slankers dari luar kota, selain dari luar Jakarta mereka gak boleh masuk. Kurang tahu untuk di Jogja ini bagaimana.
23 Desember 2012, Pukul 20.00 terlihat beberapa calon penonton berkumpul seperti
20.30 WIB, Slank muncul dan mengajak ke ‘Pulau Biru’ yang indah bagai surga, manusia bijaksana hidup penuh dengan kesenangan, nggak pernah salah paham. Seperti sudah menjadi penyakit, pada awal konser sound system pasti kacau, mixing setiap instrumen tidak nyaman di kuping. Pada segmen awal ini Slank membawakan lagunya hampir tanpa jeda, termasuk ketika menyusupkan lagu ‘Garuda Pancasila’. Lagu-lagu pada segmen ini memang diset untuk membakar semangat Slankers yang sudah lama menunggu. Klimaksnya terasa saat ‘Mars Slankers’, getaran tanah terasa sampai hati dan membuat bulu kuduk merinding karena hampir semua penonton loncat-loncat.

Ki Enthus (CMIIW) kemudian muncul memainkan wayang dari karakter personil Slank. Kisahnya adalah berperang melawan “kejahatan”. ‘Generasi Biroe’ muncul mengawali segmen selanjutnya. Kolaborasi antara Slank dengan band “Campursari”-nya Ki Ageng Ganjur terjadi pada beberapa lagu. Namun sayang sound system tetap seperti 3 lagu pertama yang saya kira sudah cukup menjadi tumbal. Sound tetap pecah, terutama dari bandnya Ki Ageng Ganjur. Sementara secara keseluruhan sound system memang jauh dari nyaman untuk kuping, mixing instrumen tidak merata; bass drum tidak nendang, yang harusnya bisa membuat dada ini bergetar; vokal Kaka sering timbul tenggelam, dan seterusnya. Kemudian entah karena saya terlalu lama tinggal di gua atau bagaimana, lightingnya sedikit mengganggu di mata, terlalu mencolok mata, entah saya bingung memilih apa kata yang tepat untuk itu. Selanjutnya mata juga dibuat tidak nyaman ketika bendera-bendera dengan ukuran raksasa mulai dibentangkan, sehingga akhirnya 15ribu rupiah separuhnya habis untuk menonton parade bendera dari berbagai kota di Indonesia itu. Bahkan Bim-bim maupun Kaka tidak mampu untuk membuat Slankers menurunkan benderanya. Tapi, ya itu lah “uniknya” Slankers… *menghela napas*

Pada segmen ini terlihat ada penonton yang tidur di rumput, sepertinya ia Slankers dari luar kota yang udah kecapekan duluan. Namun di lain sisi ada 2 hal menarik pada segmen ini; pertama ketika ‘Bim-bim Jangan Menangis’ yang dimedley ‘Nggak Mau Percaya’ oleh Bim-bim dengan gitar akustik. Lagu kedua ini seingat saya jarang sekali dibawakan. Kedua; saat Ki Ageng Ganjur mengajak penonton untuk Sholawatan dengan iringan lagu yang indah sekali, tiba-tiba serasa ada bunga tumbuh di dalam hati ini. Bunga itu kemudian semakin mekar ketika Ridho mengambil gitar dan mulai memainkan lagu yang biasa ia mainkan sembari Kaka bermain harmonika…’Terlalu Manis’…di malam yang dingin dan gelap sepi, benakku melayang pada kisah kita..yang entah ke mana akan berlabuh, seperti lampion-lampion yang saat itu berterbangan dengan indahnya di angkasa.
Semangat kembali dipompa lewat ‘Bang-Bang Tut’ dan ‘Punk Java’. Namun saya justru khawatir karena ada beberapa oknum yang belum dewasa untuk bersikap ketika menikmati konser. Entah berapa kali saya harus menghindar dari duel bebas yang tiba-tiba terjadi selama beberapa detik di depan saya, namun untung “hanya” keributan sekecil ini yang terjadi dan tidak seperti yang ditakutkan banyak pihak sebelumnya jika Slank konser. Jadi sudah ada tiga poin yang menjadikan konser ini tidak cukup nyaman bagi saya. Ki Enthus kembali melanjutkan kisah wayang Slank dalam menuntaskan “kejahatan” yang dilanjutkan dengan potong tumpeng yang sudah selayaknya menjadi bagian penting dalam konser ultah ini.

Tidak ada encore atau gimmick yang khas dari sebuah konser. Tema konser juga tidak ada yang baru, bahkan bisa dibilang justru kembali ke masa formasi 13, karena selalu berhubungan dengan Generasi Biroe yang tinggal di Pulau Biru. Maka pilihan lagu pun dengan mudahnya menyesuaikan tema tersebut, terlebih lagu-lagu Slank yang multi tafsir sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi apapun. Kolaborasi lagu dengan band Ki Ageng Ganjur selintas hanya pada aransemen ulang pada bagian tertentu -namun ada satu lagu yang menarik, aransemennya khas seperti lagu Dream Theater dan band semacamnya begitu lah-; selain itu Ki Ageng sesekali juga “berkotbah”. Bahkan Ki Ageng dan Ki Enthus terkadang seperti menjadi MC dalam konser tersebut. Secara konsep kolaborasi ini sebenarnya menarik, namun kemudian pikiran liar saya berjalan-jalan dan terlintas apakah ada maksud lain dari kolaborasi ini.

Sudah beberapa waktu ini Slank dilarang tampil di beberapa kota, termasuk Jogja. Tetapi setelah 2 konser sebelumnya (di Alun-alun Selatan dan di Trirenggo) berjalan lancarnya, sepertinya menjadi hal pertama yang menjadi pertimbangan turunnya perijinan. Hal kedua, dengan menggandeng Ki Ageng selain memberikan konsep baru dalam sebuah konser, juga menjadi sarana tawar-menawar yang kuat dengan pihak-pihak penguasa pemberi surat ijin.

Ah, tapi Slank tetaplah sebuah legenda tersendiri…setiap lagu yang dibawakan masih membuat bulu kuduk ini berdiri. Memang ada sedikit kekurangpuasan dengan setlist yang dibawakan, saya merindukan lagu-lagu balada klasik mereka. Konsep konser ini mungkin cocok sebagai rangakaian tur atau konser sekedar konser tunggal biasa. Tetapi ‘Hey Bung’, ini adalah ultah! Jadinya terasa kurang greng bagi saya (entah, mungkin mereka menyimpan konsep yang lebih besar untuk 30 tahun besok). Terpaksa saya harus membandingkan dengan konser ultah mereka 9 tahun yang lalu, konser Bersatu Dalam Damai atau konser Road To Peace yang lebih baik dan masih lebih mengena konsepnya.
Setlist :

Pulau Biru
Virus
Mars Slankers
Lo Harus Grak
Jurus Tandur ~medley~ Garuda Pancasila
I Miss You But I Hate You
Kuil Cinta
Balikin
Seperti Para Koruptor
Punya Cinta
Generasi Biroe
Orkes Sakit Hati
Gara-Gara Kamu
Tonk Kosong
Bimbim Jangan Menangis ~medley~ Nggak Mau Percaya
Sholawatan ~medley~ Terlalu Manis
Ku Tak Bisa
#1
Pandangan Pertama
Kupu Biru
Bang-Bang Tut
Punk Java
Kamu Harus Pulang

For more info,
Download all SLANK songs on iTunes! http://goo.gl/BZKWIM
Listen SLANK on Spotify! http://goo.gl/CfG9LV
SLANK on Deezer! http://goo.gl/Evw9FT

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

New Entry Populer