Hari Ulang Tahun Slank ke-29 bertajuk I slank U Loe Gue Friends
29 Ulang Tahun Slank
des 2012
LoEGuefriEND,
29 Years of Slank
20
Years of Slank – Metamorfosa Sebuah Generasi di Stadion Lebak Bulus, Jakarta, 9
tahun lalu adalah alasan utamanya. Nostalgila! Singkat kata, waktu itu bersama
rombongan berangkat ke Potlot untuk datang ke ultah Slank, ngerasain tidur di
Potlot, numpang (maaf) boker & mandi di WC legendaris pojokan sebelah
studio Slank, dan puncaknya naik MetroMini yang udah dibooking buat ke Lebak
Bulus.
H-1
konser, Slankers dari luar kota sudah mulai berkemah di sekitar Kridosono, ada
juga yang datang langsung naik truk, bis dan skuter. Seingat saya ketika 9
tahun lalu, Potlot diprioritaskan buat nginep para Slankers dari luar kota,
selain dari luar Jakarta mereka gak boleh masuk. Kurang tahu untuk di Jogja ini
bagaimana.
23
Desember 2012, Pukul 20.00 terlihat beberapa calon penonton berkumpul seperti
20.30
WIB, Slank muncul dan mengajak ke ‘Pulau Biru’ yang indah bagai surga, manusia
bijaksana hidup penuh dengan kesenangan, nggak pernah salah paham. Seperti
sudah menjadi penyakit, pada awal konser sound system pasti kacau, mixing
setiap instrumen tidak nyaman di kuping. Pada segmen awal ini Slank membawakan
lagunya hampir tanpa jeda, termasuk ketika menyusupkan lagu ‘Garuda Pancasila’.
Lagu-lagu pada segmen ini memang diset untuk membakar semangat Slankers yang
sudah lama menunggu. Klimaksnya terasa saat ‘Mars Slankers’, getaran tanah
terasa sampai hati dan membuat bulu kuduk merinding karena hampir semua
penonton loncat-loncat.
Ki
Enthus (CMIIW) kemudian muncul memainkan wayang dari karakter personil Slank.
Kisahnya adalah berperang melawan “kejahatan”. ‘Generasi Biroe’ muncul
mengawali segmen selanjutnya. Kolaborasi antara Slank dengan band
“Campursari”-nya Ki Ageng Ganjur terjadi pada beberapa lagu. Namun sayang sound
system tetap seperti 3 lagu pertama yang saya kira sudah cukup menjadi tumbal.
Sound tetap pecah, terutama dari bandnya Ki Ageng Ganjur. Sementara secara
keseluruhan sound system memang jauh dari nyaman untuk kuping, mixing instrumen
tidak merata; bass drum tidak nendang, yang harusnya bisa membuat dada ini
bergetar; vokal Kaka sering timbul tenggelam, dan seterusnya. Kemudian entah
karena saya terlalu lama tinggal di gua atau bagaimana, lightingnya sedikit
mengganggu di mata, terlalu mencolok mata, entah saya bingung memilih apa kata
yang tepat untuk itu. Selanjutnya mata juga dibuat tidak nyaman ketika
bendera-bendera dengan ukuran raksasa mulai dibentangkan, sehingga akhirnya
15ribu rupiah separuhnya habis untuk menonton parade bendera dari berbagai kota
di Indonesia itu. Bahkan Bim-bim maupun Kaka tidak mampu untuk membuat Slankers
menurunkan benderanya. Tapi, ya itu lah “uniknya” Slankers… *menghela napas*
Pada
segmen ini terlihat ada penonton yang tidur di rumput, sepertinya ia Slankers
dari luar kota yang udah kecapekan duluan. Namun di lain sisi ada 2 hal menarik
pada segmen ini; pertama ketika ‘Bim-bim Jangan Menangis’ yang dimedley ‘Nggak
Mau Percaya’ oleh Bim-bim dengan gitar akustik. Lagu kedua ini seingat saya
jarang sekali dibawakan. Kedua; saat Ki Ageng Ganjur mengajak penonton untuk
Sholawatan dengan iringan lagu yang indah sekali, tiba-tiba serasa ada bunga
tumbuh di dalam hati ini. Bunga itu kemudian semakin mekar ketika Ridho
mengambil gitar dan mulai memainkan lagu yang biasa ia mainkan sembari Kaka
bermain harmonika…’Terlalu Manis’…di malam yang dingin dan gelap sepi, benakku
melayang pada kisah kita..yang entah ke mana akan berlabuh, seperti
lampion-lampion yang saat itu berterbangan dengan indahnya di angkasa.
Semangat
kembali dipompa lewat ‘Bang-Bang Tut’ dan ‘Punk Java’. Namun saya justru
khawatir karena ada beberapa oknum yang belum dewasa untuk bersikap ketika
menikmati konser. Entah berapa kali saya harus menghindar dari duel bebas yang
tiba-tiba terjadi selama beberapa detik di depan saya, namun untung “hanya”
keributan sekecil ini yang terjadi dan tidak seperti yang ditakutkan banyak
pihak sebelumnya jika Slank konser. Jadi sudah ada tiga poin yang menjadikan
konser ini tidak cukup nyaman bagi saya. Ki Enthus kembali melanjutkan kisah
wayang Slank dalam menuntaskan “kejahatan” yang dilanjutkan dengan potong
tumpeng yang sudah selayaknya menjadi bagian penting dalam konser ultah ini.
Tidak
ada encore atau gimmick yang khas dari sebuah konser. Tema konser juga tidak
ada yang baru, bahkan bisa dibilang justru kembali ke masa formasi 13, karena
selalu berhubungan dengan Generasi Biroe yang tinggal di Pulau Biru. Maka
pilihan lagu pun dengan mudahnya menyesuaikan tema tersebut, terlebih lagu-lagu
Slank yang multi tafsir sehingga bisa disesuaikan dengan kondisi apapun.
Kolaborasi lagu dengan band Ki Ageng Ganjur selintas hanya pada aransemen ulang
pada bagian tertentu -namun ada satu lagu yang menarik, aransemennya khas
seperti lagu Dream Theater dan band semacamnya begitu lah-; selain itu Ki Ageng
sesekali juga “berkotbah”. Bahkan Ki Ageng dan Ki Enthus terkadang seperti menjadi
MC dalam konser tersebut. Secara konsep kolaborasi ini sebenarnya menarik,
namun kemudian pikiran liar saya berjalan-jalan dan terlintas apakah ada maksud
lain dari kolaborasi ini.
Sudah
beberapa waktu ini Slank dilarang tampil di beberapa kota, termasuk Jogja.
Tetapi setelah 2 konser sebelumnya (di Alun-alun Selatan dan di Trirenggo)
berjalan lancarnya, sepertinya menjadi hal pertama yang menjadi pertimbangan
turunnya perijinan. Hal kedua, dengan menggandeng Ki Ageng selain memberikan
konsep baru dalam sebuah konser, juga menjadi sarana tawar-menawar yang kuat
dengan pihak-pihak penguasa pemberi surat ijin.
Ah,
tapi Slank tetaplah sebuah legenda tersendiri…setiap lagu yang dibawakan masih
membuat bulu kuduk ini berdiri. Memang ada sedikit kekurangpuasan dengan
setlist yang dibawakan, saya merindukan lagu-lagu balada klasik mereka. Konsep
konser ini mungkin cocok sebagai rangakaian tur atau konser sekedar konser
tunggal biasa. Tetapi ‘Hey Bung’, ini adalah ultah! Jadinya terasa kurang greng
bagi saya (entah, mungkin mereka menyimpan konsep yang lebih besar untuk 30
tahun besok). Terpaksa saya harus membandingkan dengan konser ultah mereka 9
tahun yang lalu, konser Bersatu Dalam Damai atau konser Road To Peace yang
lebih baik dan masih lebih mengena konsepnya.
Setlist
:
Pulau
Biru
Virus
Mars
Slankers
Lo
Harus Grak
Jurus
Tandur ~medley~ Garuda Pancasila
I
Miss You But I Hate You
Kuil
Cinta
Balikin
Seperti
Para Koruptor
Punya
Cinta
Generasi
Biroe
Orkes
Sakit Hati
Gara-Gara
Kamu
Tonk
Kosong
Bimbim
Jangan Menangis ~medley~ Nggak Mau Percaya
Sholawatan
~medley~ Terlalu Manis
Ku
Tak Bisa
#1
Pandangan
Pertama
Kupu
Biru
Bang-Bang
Tut
Punk
Java
Kamu
Harus Pulang
For more
info,
Download all
SLANK songs on iTunes! http://goo.gl/BZKWIM
Listen SLANK on
Spotify! http://goo.gl/CfG9LV
SLANK on Deezer! http://goo.gl/Evw9FT
0 komentar:
Posting Komentar